Translate

Friday, July 8, 2016

[ 2016 | Review #76 ] : "HEART AFLAME"

Books “BARA ASMARA”
by Johanna Lindsey
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Martha Widjaja
Desain sampul : Marcel A.W.
Cetakan I : Juli 2011 ; 512 hlm ; ISBN 978-979-22-7373-1
Harga Normal : Rp. 60.000,-

Melanjutkan petualangan keluarga besar Haardrad, terutama pasangan Garrick dan Brenna yang berhasil menempuh bahtera rumah tangga penuh dengan lika-liku sekaligus onak-berduri, yang bukan saja meninggalkan luka tetapi juga memperkuat jalinan kasih antara keduanya. Namun dengan temperamen yang meledak-ledak, mudah diduga bagaimana sifat keturunan mereka, atau setidaknya mereka yang mengenal baik pasangan tersebut mampu menduga sejauh mana pengaruh orang tua dalam mengasuh anak-anaknya. Kisah kali ini menyoroti putra sulung mereka, Selig, yang sempat muncul pada akhir kisah buku pertama (saat ia masih balita, dan nyaris kehilangan nyawanya dalam dua kali kesempatan).


Namun bukan hanya Selig Haardrad yang tampil sebagai ‘pembuka’ melainkan Kristen Haardrad – putri tunggal Garrick dan Brenna yang memiliki perpaduan penampilan dan karakter kedua orang tuanya. Salah satunya adalah rasa penasaran dan keberanian (baca : kenekadan) untuk mendapatkan keinginannya. Saat Selig hendak menjalani petualangan pertamanya, memimpin kapalnya sendiri bersama anak buah terpilih untuk berdagang, Kristen memohon dan memohon agar diperbolehkan ikut serta. Sayangnya Garrick yang sangat menyayangi Kristen (cenderung memanjakannya) tidak mengijinkan putri kesayangannya untuk bepergian kecuali bersama dirinya. Dan apakah larangan tersebut dipatuhi oleh Kristen ? Tentu saja tidak hahaha.

Kristen diam-diam menyelundup ke ruang kargo kapal Selig, berniat bersembunyi hingga pelayaran mereka terlalu jauh untuk kembali memulangkan dirinya. Sayangnya, justru dalm waktu singkat, ia ketahuan oleh awak kapal. Dan celakanya, atau keberuntungan di sisi Kristen, Selig dan anak buahnya tidak bisa kembali untuk mengantar Kristen pulang, karena tujuan mereka ternyata bukan sekedar ‘berdagang’ sebagaimana yang diketahui oleh keluarganya. Para awak kapal yang mayoritas muda dan tangkas, bertekad menjalani setidaknya ‘satu’ petualangan untuk menjadi perompak sebagaimana masa lalu keluarga mereka. Kisah-kisah tentang kejayaan dan kemenangan yang senantiasa didengungkan, menjadi pendorong utama mereka.

Hal ini tentu saja melanggar kesepakatan dan ketentuan yang ditetapkan oleh kakek, paman, ayah dan kepala suku Viking saat itu, yang menetapkan tiada lagi penaklukkan, pembantaian dan perampasan, terutama semenjak Lady Brenna Carmarham beserta kerabatnya menjadi bagian dari keluarga Haardrad. Rombongan yang dipimpin oleh Selig bertujuan ‘menjarah’ salah satu kuil milik bangsa Denmark, yang diketahui berdasarkan informasi, emiliki sejumlah harta simpanan yang tidak terlalu ketat penjagaannya. Tapi apa yang terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan, sekaligus merubah perjalanan hidup Kristen Haardrad.

Belum sempat mereka tiba di tujuan, di tengah perjalanan rombongan ini justru disergap dan diserang tanpa ampun oleh pasukan Saxon di bawah pimpinan Lord Royce of Wyndhurst – salah satu bangsawan pendukung Raja Albert. Rombongan Viking yang gagah berani ini berhasil dikalahkan, dan mereka yang selamat langsung menjadi tawanan perang. Kristen termasuk salah satu yang selamat, ia bahkan berhasil ‘membunuh’ pria yang disaksikan telah merenggut nyawa Selig – kakak yang sangat ia kasihi. Situasi memburuk karena bukan saja ia tawanan tetapi juga satu-satu perempuan dalam rombongan Viking. Untungnya, pihak lawan tidak menyadari adanya ‘gadis belia’ yang menjadi tawanan, karena penampilan Kristen terlihat sebagai remaja laki-laki.

Seluruh anggota Viking yang tertangkap, melindungi jati diri Kristen sebisa mungkin, khawatir apa yang akan terjadi jika lawan mengetahui kebenaran tentang dirinya. Sepandai-pandainya tupai melompat, ternyata tidak mampu menjauhkan Kristen dari mara bahaya dan pandangan setajam elang milik Royce of Wyndhurst. Apa yang terjadi saat sosok pemuda lemah yang senantiasa bersembunyi berhasil diketahui sebenarnya adalah seorang gadis yang cukup ‘menjolok’ ? Kristen Haardrad memiliki penampilan secara fisik layaknya bangsa Viking dari garis keturunan Haardrad yang terkenal, namun ia juga merupakan putri Brenna yang dilatih untuk menggunakan kecerdikan sekaligus keahlian untuk membela diri oleh sang ibu. Dan apakah itu semuan mampu untuk menanggulangi soosk Royce of Wyndhurst – pria Saxon yang berperawakan tinggi besar dan tak mudah dikalahkan ini ?

Again – kisah tentang anggota keluarga Haardrad mampu memberikan ‘daya tarik’ tersendiri melalui karakter-karakter yang unik. Kristen bisa dikatakan berpenampilan berbeda dengan sang ibu yang tampak ‘mungil’ dibandingkan dirinya. Tapi semangat dan keberanian Lady Brenna tercermin dalam sosoknya, selain rasa humor yang tinggi sekaligus empati yang sedikit banyak membuatnya berkesan lebih ‘lembut’ dibandingkan Brenna. Royce bukanlah bangsa Viking, dan gambaran tentang bangsa Saxon yang cenderung ‘lebih beradab’ dibandingkan bangsa Viking ternyata tidak berbeda terlalu jauh – setidaknya menyangkut topik seputar ‘perbudakan’ dan kesetaraan derajat antara kaum bangsawan, kaum menengah hingga mereka yang dianggap tidak layak berada dalam ‘strata sosial’ golongan atas. Perjuangan melawan ‘perbudakan’ ini pula yang diangka oleh penulis – atau setidaknya demikian pemahamanku.

Satu-satunya hal yang kusyukuri, diriku tidak (akan) pernah menjalani kehidupan sebagaimana yang digambarkan dalam kisah ini. Membayangkan kaum wanita diperlakukan bahkan lebih buruk dibandingkan anjing peliharaan – that’s not something I really want to know further more \(-__-)/ Agaknya tema kehidupan bangsa Viking, bangsa Saxon, atau bangsa-bangsa Eropa pada era tersebut tidak mampu membuatku tertarik untuk menelusuri lebih jauh. Hal ini juga mengungkapkan bahwa pemahaman yang agak ‘prejudice’ tentang bangsa Viking (bangsa Norwegia) yang dilontarkan oleh kaum Saxon (perpaduan antara Inggris dan sebagian Prancis), sama sekali bertolak belakang. Bukan bangsa yang buruk tetapi tergantung pada masing-masing kebijakan dan pilihan yang diambil secara individu menyangkut ‘bagaimana’ memperlakukan manusia lain secara manusiawi. Suka dengan semi-BDSM ? Mungkin ini jenis kisah seperti itu ....

Judul Asli : HEART AFLAME
[ book of VIKING HAARDRAD Family ]
Copyright © 1987 by Johanna Lindsey
Rate : 3.5 of 5

Tentang Penulis :
Johanna Helen Lindsey, lahir pada tanggal 10 Maret 1952 di Jerman. Ia pindah ke Amerika Serikat ketika masih berusia sangat muda. Ia bahkan menikah saat masih menempuh pendidikan di sekolah hingga memiliki 3 orang anak. Setelah suaminya meninggal dunia, ia memutuskan untuk pindah dan membawa keluarganya menetap di Maine, New England, agar lebih dekat dengan kerabatnya. Ia telah menulis puluhan novel yang terjual ratusan juta kopi di seluruh  dunia dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

[ more about this author, just check at here : Johanna Lindsey | on Goodreads | on Wikipedia ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...