Translate

Monday, March 21, 2016

[ 2016 | Review #48 ] : "THE BOOK CLUB"

Books “KISAH LIMA WANITA”
Judul Asli : THE BOOK CLUB
Copyright © 1999 by Mary Alice Monroe
Penerbit VioletBooks (imprint of Grasindo)
Alih Bahasa : Deasy Ekawati
Editor : Fanti Gemala          
Layout : Novita Putri
Cetakan I : September 2014 ; 454 hlm ; ISBN 978-602-251-716-0
Harga Normal : Rp. 72.000,-
Rate : 3.5 of 5
“Persahabatan memang mudah saat hidup berjalan lancar. Yang sulit adalah tetap menyertai sahabatmu saat hidup penuh tantangan, dan persahabatan menjadi sulit atau tidak menyenangkan. Tantangannya adalah memaafkan sahabat yang gagal melakukannya.”
Lima orang wanita yang berbeda latar belakang, sifat serta karakter, menjalin persahabatan melalui kegemaran membaca, yang menyebabkan terbentuknya sebuah ‘book-club’. Awalnya pertemuan rutin dilakukan dan masing-masing menyumbangkan buah pikiran menyangkut tema bacaan yang telah disepakati. Namun pertemuan-pertemuan mulai jarang terjadi, karena kesibukan masing-masing, dan aneka masalah yang melanda kehidupan pribadi mereka. Eve Porter harus mengambil alih tanggung jawab sebagai kepala keluarga saat suamina meninggal secara mendadak. Ia adalah tipikal ibu rumah tangga sejati dan istri yang menyerahkan aneka urusan diluar rumah tangga kepada suaminya, Kini ia harus menangani itu semua sekaligus tetap mempertahankan kondisi rumah tangga dan kebutuhan anak-anaknya.


Annie Blake adalah pengacara yang sukses demikian pula dengan karir suaminya. Mereka adalah pasangan muda yang aktif dan memiliki semangat tinggi untuk saling berkompetisi dan tentu saja menikmati waktu berdua. Tidak pernah terpikirkan untuk memiliki anak, apalagi Annie menyukai kebebasan serta kesibukan dalam pekerjaannya. Hingga tragedi menimpa Eve Porter, menyentak perhatian Annie, bahwa hidup sebenarnya sangat singkat untuk disia-siakan begitu saja. Maka ia menginginkan seoarng anak. Terbiasa memegang kendali dalam kehidupannya, Annie mengatur jadwal agar ia bisa hamil-mengandung-melahirkan dalam tempo secepat mungkin. Namun Tuhan memiliki rencana berbeda. Pasangan Blake tak kunjung memiliki keturunan. Annie semakin frustasi karena tidak bisa meraih keinginanannya begitu saja. Rasa kesal dilampiaskan pada suaminya yang akhirnya jengkel karena hubungan mereka tidak lagi ‘sehangat’ dulu.

Gabriella Rivera merupakan contoh ibu teladan, istri super dan sahabat terbaik yang selalu bersedia menyingsing tangan saat teman dan sahabatnya membutuhkan pertolongan. Namun menyangkut kehidupan pribadinya, ia justru tertutup dan tidak pernah meminta bantuan siapa pun, sekalipun ia tak sanggup mengatasi semua masalah seorang diri. Suaminya dipecat dan kesulitan mencari nafkah secara permanen. Anak-anaknya yang banyak, semuanya membutuhkan perhatian dan bantuannya. Hanya kasih sayang dan cinta yang sangat besar menjadi penguat serta pendorong dalam keluarganya. Namun ada kalanya Gabriella ingin berteriak sekuat tenaga bahwa ia lelah, penat dan nyaris tak sanggup untuk melangkah berhadapan dengan rangkaian masalah dan keruwetan yang muncul dalam hidupnya sehari-hari ...

Midge Kirsch satu-satunya wanita yang belum berkeluarga dari kelompok ini. Walau usianya relatif tidak bisa dikatakan ‘muda’ – Midge memiliki jiwa yang bebas dan semangat berapi-api, terutama menyangkut pekerjaannya sebagai seniman. Jujur ia lebih tertarik pada ‘kaum wanita’ dibandingkan kaum pria, namun hidup bersama sang ibu yang bukan saja super konservatif tetapi juga sosok ‘tiran’ yang membuat kehidupan Midge bagai berada di ‘api-penyucian’ menuju Neraka. Ia tidak memiliki keberanian untuk ‘meninggalkan’ ibunya begitu saja, maka satu-satu keberanian yang ia lakukan adalah memilih pola hidup yang melawan arus – sebagai protes dan penanda bahwa ia sosok yang memang ‘berbeda’ ... Hubungannya dengan ke-4 temannya berjalan dengan baik, walau pemikiran-pemikiran radikal acapkali muncul dalam percakapan mereka.

Doris Bridges yang paling tua diantara mereka berlima, memiliki aturan dan prinsip hidup yang kokoh layaknya pedoman baku sebuah negara. Ia memiliki sifat angkuh, konservatif namun diam-diam menyimpan hasrat akan romantisme dalam kehidupannya. Dari luar, ia tampak sebagai istri dan ibu yang sempurna, namun kebenaran akan kehidupan rumah tangganya yang mulai hancur berantakan mulai menggerogoti dirinya sedikit demi sedikit. Ia menutup mata atas perselingkuhan demi perselingkuhan suaminya, dengan alasan itu hanya sekedar ‘main-main’ tak pernah serius. Namun  saat anak-anak mulai memahami hubungan tidak sehat pada kedua orangtuanya, dan membuat ulah tersendiri demi mencari perhatian, pada suatu saat, titik kesabaran Doris akhirnya mencapai puncak. Ia tak tahan lagi menjalani kehidupan pura-pura sebagaimana kisah rumah tangga ayah dan ibunya – tokoh masyarakat terpandang yang rusak di dalamnya ...

Judul ‘The Book Club’ sedikit mengecoh karena pada dasarnya kisah tentang kegiatan tersebut hanya disinggung sekilas. Keseluruhan kisah ini lebih mengupas ‘drama’ kehidupan pribadi yang diwakili oleh lima karakter wanita, saat persahabatan mereka diuji melalui rangkaian tragedi dan peristiwa yang menyedihkan, memalukan dan membuat depresi para pelaku. Kisah ini tidak memberikan ending yang benar-benar memuaskan menurutku, penulis sengaja membiarkan pembaca memikirkan penyelesaian yang terjadi, berdasarkan keputusan masing-masing karakter. Namun dalam mewujudkan konflik serta ‘drama’ gejolak kehidupan serta rahasia yang disembunyikan, secara keseluruhan menjadi daya tarik tersendiri untuk menikmati bacaan ini. Sayangnya ini bukan jenis bacaan yang kusukai seutuhnya, terutama ending yang menggantung sedemikian rupa ...

Tentang Penulis :
Mary Alice Monroe, adalah penulis 15 novel dan 2 buku anak yang masuk daftar terlaris New York Times dan USA Today. Buku-bukunya telah menerima berbagai penghargaan, termasuk Award for Writing dari South Carolina Center for the Book dan International Fiction Award for Green Book, hingga RT Book Revies Lifetime Achievement Award, bahkan masuk dalam daftar RWA Honor Roll. Kini ia tinggal di kawasan dataran rendah Carolina Selatan, sibuk sebagai penggiat lingkungan hidup yang aktif, sembari mengerjakan novelnya.

[ more about this author & related works, just check at here : Mary Alice Monroe | on Goodreads | on Wikipedia | at Twitter | at Facebook ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...