Translate

Sunday, October 4, 2015

Books "MANDALA"

Books “MANDALA”
Judul Asli : MANDALA - A NOVEL OF INDIA
Copyright © 1970 by Pearl S. Buck
Copyright © renewed 1975 by Janke C. Walsh, Richard S. Walsh, John S. Walsh, Henriette C. Walsh, Mrs. Chieko Singer, Edgar S. Walsh, Mrs. Jean Lippincott & Carol Buck
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Indri K. Hidayat
Editor : Daisy Diana
Desain & ilustrasi sampul : Dina Chandra
Cetakan III : April 2007 ; 480 hlm ; ISBN 978-979-22-2751-2
Harga Normal : Rp. 45.000,-
Rate : 3 of 5

India – negeri yang elok nan eksotis, kaya dengan sejarah dan budaya yang beragam, menjadi latar belakang kisah yang terjalin antara dunia modern dan adat-istiadat kuno yang telah berakar sangat kuat pada tokoh-tokoh kisah ini. Keluarga Rajput dari Rajasthan telah memerintah kawasan Amarpur secara turun temurun. Kini di era modern, rakyat Amarpur hidup dengan tenteram dalam pemerintahan Maharaja Jagat bersama istrinya, Maharani Moti. Walau ada beberapa kekhawatiran dari kalangan tetua adat, karena Jagat memilih ‘jalur’ kebijakan yang berbeda dari leluhurnya, mengikuti perubahan jaman serta pola pikiran yang lebih modern, perbedaan tersebut tidak mampu mengguncang keharmonisan rumah tangga Jagad maupun pemerintahan yang ia jalankan.


Jagad cukup puas dengan hanya menikah pada satu wanita, bahkan menolak memiliki gundik sebagaimana kebiasaan kaum pria penguasa sebelumnya. Ia juga memberikan pendidikan modern pada kedua putra-putrinya, menyekolahkan mereka keluar negeri agar memiliki wawasan yang lebih luas. Bahkan ketika perekonomian mulai mengalami penurunan, Jagad memutuskan melakukan perombakan total salah satu istananya menjadi hotel mewah bertaraf Internasional dengan tujuan menarik turis dan membangkitkan wisata khas India. Sekali lagi, peringatan-peringatan halus dari kalangan yang memegang adat lama muncul, namun Jagad tidak terlalu memperdulikan hal tersebut – bagaimana pun, ia telah berhasil membawa kemajuan bagi rakyat di bawah pemerintahannya selama ini, justru dari pemikiran kreatif dan inovasi modernisasi yang ia laksanakan.

Kemudian serangkaian peristiwa yang mengerikan terjadi secara beruntun. Putra tunggalnya, sang ahli waris kerajaan – Jai yang telah dipersiapkan menjalani pendidikan khusus di Oxford, memilih pergi ke medan perang sebagai sukarelawan. Kematian Jai dalam waktu tak lama berselang, shock sekaligus kepedihan tiada tara mengguncang keluarga yang semula tampak harmonis ini. Moti yang biasa terlihat sebagai wanita anggun dan tenang, mengalami guncangan jiwa hingga memaksa Jagad untuk mencari putra mereka, karena ia yakin Jai tidak tewas sebagaimana berita yang dikabarkan. Apalagi tubuh Jai tidak pernah ditemukan di kawasan perbatasan India dan Cina yang sedang diperebutkan. Demi menghindari kemelut yang terjadi antara dirinya dan Moti, Jagad menyetujui perjalanan untuk ‘mencari’ putra mereka.
“Cinta bukan dosa. Cinta itu rahmat ! Bahkan seandainya cinta itu tak berbalas. Mencintai merupakan bukti kehidupan – satu-satunya bukti bahwa seseorang itu hidup. Ketika seseorang tak lagi bisa mencintai, ia sudah mati.” [ p. 212 ]
Perjalanan ini membawanya pada pertemuan dengan seorang wanita asing, Brooke Westley – pewaris kekayaan keluarga ternama di Amerika yang sedang menjalani perjalanan untuk menemukan ‘jati dirinya’ setelah kematian neneknya. Dua manusia yang berbeda latar belakang, budaya dan asing satu sama lain, ternyata menemukan ‘satu-sama-lain’ bagai belahan jiwa yang telah lama hilang. Jagad mendapati pernikahan yang ia jalani sekian tahun ternyata terasa ‘hampa’ dibandingkan saat-saat ia bersama dengan Brooke. Di sisi lain, Moti mencari pelarian dengan lebih mendekatkan diri pada pria lain – sosok yang telah menjadi penasehat dalam keseharian, Pastur Francis Paul – keturunan bangsawan Inggris yang memilih kehidupan rohani sebagai panggilan hidupnya. Perhatian serta pemahaman sang pastur atas rasa ‘dahaga’ yang dialami Moti, nyaris membuatnya kehilangan pegangan sebagai seorang istri, ibu sekaligus Maharani.

Saat kedua orang tuanya sibuk ‘membenahi’ hati masing-masing atas kehilangan Jai, Veera – si bungsu yang hendak menikah dengan tunangan yang ditentukan oleh keluarganya, justru menemukan teman curahan hati pada seorang pria asing, yang dipekerjakan oleh ayahnya untuk mengawasi pemugaran istana. Ketika Bert Osgood – pria tersebut benar-benar berniat menikahi Veera, tanpa memperdulikan ikatan keluarga serta adat istiadat India yang telah terjalin sekian abad, ketika Brooke Westley bertekad mengikuti kata hatinya, termasuk saat ia jatuh hati pada pria berkeluarga serta memiliki kedudukan penting, ketika seorang pria yang bersedia melepas status serta kekayaan demi memberikan pelayanan lebih atas nama Tuhan, maka kisah ini terjalin sedemikian unik dan indah serta menyentuh, tentang manusia-manusia yang berusaha mencari kebahagiaan sebagai tanda pemahaman tentang makna kehidupan ...

Kisah ini mengingatkan diriku akan karya lain sang penulis ‘The Pavillion of Women’ (Madame Wu) – yang melibatkan pencarian makna kehidupan sosok wanita yang telah mengalami perjalanan panjang sebagai seorang gadis, kekasih, istri, ibu, nenek, hingga ia menemukan dirinya seutuhnya sebagai seorang wanita justru setelah mengenal pria yang sama sekali tidak bisa ‘disentuh’ secara lahiriah. Dalam ‘Mandala’ – pencarian ini melibatkan lebih banyak karakter, satu sama lain merupakan sosok yang asing, berasal dari dunia yang berjauhan dan bertolak-belakang, hingga pada suatu titik – pertemuan yang terduga menyebabkan rangkaian jalinan hubungan yang bisa dikatakan terlarang sekaligus menyentuh. Secara keseluruhan, hal ini menampilkan sisi kehidupan manusia yang cukup menarik, namun untuk selera pribadi, menurutku kekuatan emosi serta pergulatan yang terjadi, kurang ‘kuat’ untuk menimbulkan kesan yang lebih dalam usai menuntaskan kisah ini ... sebagaimana pula yang kualami saat menyelesaikan ‘Madame Wu’ – bisa jadi gaya penulisan yang berkesan ‘berjarak’ membuatku hanya mampu memberikan rating 3 bintang untuk kisah ini.

[ more about the author & related works, just check at here : Pearl. S. Buck | on Goodreads | on Wikipedia ]

Best Regards,

@HobbyBuku

1 comment :

  1. Saya baca buku ini pas SD >.< hahaha punya tante dulunya, sekarang bukunya masih ada saya simpan. Covernya yang pink itu. Kapan-kapan mau reread ahh

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...