Translate

Thursday, October 22, 2015

Books "THE BEGINNING OF EVERYTHING"

Books “AWAL SEGALANYA”
Judul Asli : THE BEGINNING OF EVERYTHING
Copyright © 2013 by Robyn Schneider
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Rosemary Kesauly
Desain & ilustrasi sampul : Yulianto Qin  
Cetakan I : Juni 2015 ; 328 hlm ; ISBN 978-602-03-1777-9
Harga Normal : Rp. 68.000,-
Rate : 4.5 of 5
“Aku tetap berpendapat bahwa dalam hidup semua orang, biarpun biasa-biasa saja, pasti pernah ada kejadian tragis paling tidak satu kali. Kejadian yang setelahnya, barulah terjadi hal-hal penting. Momen itu merupakan katalis – langkah pertama. Tetapi, mengetahui langkah pertama saja tidaklah berguna – yang terjadi sesudah itu yang menentukan hasilnya. Jadi siapakah aku setelah tragedi pribadiku?”
Kutipan diatas tercantum di halaman awal buku ini. Mudah ditebak bahwa ini adalah kisah tentang tragedi, musibah, atau sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan dan memutar-balikan seluruh pandangan dan pola hidup sehari-hari, paling tidak itu yang dialami oleh mereka yang mengalaminya. Tokoh utama kisah ini adalah Ezra Faulkner – cowok populer di sekolah maupun lingkungan pergaulan, yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-17.  Sebuah kecelakaan fatal dan mengerikan menyebabkan dirinya cedera berat dan tidak bisa pulih seperti sedia kala. Ezra yang aktif, atlet yang berbakat, dan selalu menjadi sorotan kekaguman dan rasa iri remaja seusianya, harus menerima kenyataan bahwa ia tidak akan bisa melakukan aktifitas dan rutinitas yang sama. Ia harus merubah impian masa depannya.


Melalui narasi sosok Ezra, pembaca diajak menelusuri kilas balik kehidupan sebelum tragedi dan situasi baru yang harus dihadapi oleh Ezra. Perubahan fisik yang dianggap sebagai cacat permanen, turut merubah sudut pandang Ezra, yang kini mampu melihat kelebihan serta kekurangan orang-orang yang selama ini berada dalam lingkup pergaulannya. Tak kalah menarik, adalah masuknya peran Toby Ellicott – cowok yang sama sekali tidak masuk kategori populer, lebih dikenal masuk dalam golongan ‘nerd’ dan siapa pun tak pernah menduga bahwa dulu baik Toby maupun Ezra merupakan sahabat karib yang tak pernah terpisah satu sama lain. Apa yang terjadi di masa lalu hingga memisahkan hubungan keduanya, dan bagaimana interaksi baru yang terjalin tatkala Toby justru mengulurkan (kembali) persahabatan pada Ezra yang baru.

Perubahan rutinitas dan pandangan hidup Ezra membuat sebagian besar dari mereka yang mengenalnya cukup dekat, bereaksi dengan cara yang berbeda-beda. Namun untuk diri Ezra sendiri, ia menemukan tujuan baru, terutama semenjak ia mengenal seorang gadis yang berperilaku unik, murid pindahan dari sekolah lain. Gadis yang cukup misterius karena tak satu pun berhasil mengorek alasan mengapa ia pindah di tengah semester dari sekolah yang elite ke sekolah yang lebih umum, ternyata mampu memunculkan sisi lain dari Ezra yang selama ini tak pernah ia ketahui keberadaannya. Ezra lebih menyadari bahwa kehidupan merupakan sesuatu yang menarik, bergairah dan sangat berharga untuk dihabiskan bermuram durja atau melakukan hal-hal tak berguna dan negatif. Singkat cerita, Ezra belajar untuk lebih menghargai makna kehidupan. Dan di saat ia siap memulai lembaran baru, gadis itu mendadak lenyap dari kehidupannya....
“Oscar Wilde pernah berkata bahwa sepenuhnya menjalani hidup merupakan hal yang langka di dunia ini karena kebanyakan orang hanya sekedar ada, itu saja. Aku tidak tahu penulis itu benar atau tidak, yang aku tahu, aku sudah terlalu lama menghabiskan waktu dengan sekedar ada, dan sekarang, aku ingin sepenuhnya menjalani hidup.”
Ini adalah karya Robyn Schneider yang pertama kali kubaca, dan jujur, diriku sangat menyukai tema yang diangkat, karakter-karakter yang bermain di dalamnya serta untaian kalimat yang ‘jujur’ dalam pengungkapannya, ditambah ilustrasi sampul versi terjemahan yang sesuai dengan kisah ini (karya Yulianto Qin lho). Walau menembak sasaran bagi kalangan remaja, kisah ini bisa dipastikan menarik bagi kalangan dewasa pula (young adult), karena pencarian makna kehidupan bukan merupakan hak khusus kalangan tertentu. Ibarat membaca filosofi untuk renungan sehari-hari, kisah ini sarat akan pesan moral yang sama sekali tidak membosankan atau menggurui. Sekilas, tema dan alur kisah mengingatkan diriku akan Paper Town serta Looking For Alaska karya John Green. Namun khusus untuk kisah ini, kuberikan nilai ‘extra-plus’ sebagai bacaan favorit di atas kedua karya John Green. Penasaran ? Cari dan baca buku ini segera ... kujamin ini adalah satu kisah yang layak untuk disimak lebih lanjut, secara pribadi (^_^)

Tentang Penulis :
Robyn Schneider adalah penulis, aktris, serta tokoh online yang menghamburkan masa remajanya di kota kecil yang kebetulan mirip Eastwood. Robyn lulusan Columbia University, tempat ia mempelajari penulisan kreatif, serta Sekolah Kedokteran University of Pennsylvania, tempat ia mempelajari etika medis. Ia tinggal di Los Angeles, California, tapi juga dalam Internet. Kau bisa menyaksikan vlog-nya di Youtube dan mengikutinya di Twitter, Tumblr, Facebook, dan Instagram.

[ more about this author & related works, just check at here : Robyn Schneider | on Goodreads | at Twitter| at Tumblr | at Instagram ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...