Translate

Friday, March 28, 2014

Books "THE VISCOUNT WHO LOVED ME"

Books “CINTA SANG VISCOUNT”
Judul Asli : THE VISCOUNT WHO LOVED ME
[ book 2 of BRIDGERTON FAMILY Series ]
by Julia Quinn
Copyright © 2000 by Julia Cotler Pottinger
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Ratih Susanti
Desain Sampul : Marcel A. W.
Cetakan I : Februari 2010 ; 456 hlm ; ISBN 978-979-22-5473-0
Rate : 3.5 of 5

Anthony Bridgerton dibesarkan dalam keluarga bangsawan dengan tata cara yang sama sekali berbeda. Edmund dan Violet, menikah pada usia 20 tahun dan 18 tahun, saling mencintai dan berbagi kasih sayang satu sama lain sepanjang kehidupan pernikahan mereka, bahkan setelah kelahiran putra pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Sepanjang ingatan Anthony, ayahanya adalah sosok yang sangat dekat, selalu meluangkan waktu untuk mendampingi putra-putrinya, belajar hingga bermain di lapangan terbuka. Bahkan Violet memilih membesarkan sendiri setiap anak-anaknya, alih-alih menyerahkan sepenuhnya kepada para pengasuh, layaknya kehidupan kaum bangsawan. Dibesarkan dan dicintai sepenuh hati oleh kedua orang tua mereka, Anthony dan adik-adiknya tumbuh menjadi individu yang memiliki keyakinan diri, kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran tanpa malu-malu (sebagaimana acapkali dianggap sebagai aturan kesopanan di kalangan bangsawan) serta dekat satu sama lain (meski hal ini bisa digambarkan dengan aneka keusilan dan kenakalan serta persaingan sehat yang dilakukan antar saudara masing-masing). Namu semuanya berubah, tepat ketika Anthony menginjak usia 18 tahun, dimana bayangan masa depan cerah berada dihadapannya. Edmund Bridgerton meninggal secara mendadak pada usia 38 tahun tanpa diketahui penyebabnya, kecuali kesaksian putrinya Eloise yang sempat melihat seekor lebah menyengat ayahnya. Maka tugas sebagai kepala keluarga jatuh ke tangan Anthony sebagai ahli waris sekaligus pengganti ayahnya untuk menjaga keutuhan dan kelangsungan keluarganya.



Anthony segera ‘menjeburkan’ diri dalam tugas dan aktifitas, dan merencanakan masa depan masing-masing anggota keluarganya. Setelah adiknya Daphne berhasil melampaui masa-masa sulit yang melibatkan skandal hingga tantangan duel, kini ia sedikit lega dengan kelangsungan rumah tangga adiknya. Namun masih ada 6 orang adiknya yang harus ia pikirkan. Dan kini usianya hampir menginjak 30 tahun, Anthony mulai memikirkan masa depannya, selaku ahli waris ia harus segera menikah dan memiliki keturunan. Maka demi kepraktisan, ia akan memilih wanita yang layak sebagai pendamping, tanpa harus meributkan masalah cinta, karena Anthony lebih memilih menjalani kehidupan yang teratur dan terkontrol demi perencanaan masa depan yang pasti. Pilihan jatuh kepada Edwina Sheffield – gadis tercantik pada pesta debutan di London, yang memiliki banyak pemuja dan calon yang mengincar dirinya. Namun Anthony memiliki sumber terpercaya, bahwa Edwina adalah seorang gadis yang manis, akan mengambil keputusan siapa gerangan calon yang layak menjadi suaminya, berdasarkan ‘restu’ dan persetujuan dari kakaknya : Kate Sheffield. Maka Anthony berniat mendekati Kate Sheffield, demi mengambil hatinya dan memudahkan jalan untuk meminang Edwina sebagai calon istrinya. Sebuah tindakan yang cerdik dan cukup licik, dengan anggapan Kate adalah kakak tertua yang menempati posisi sebagai perawan tua. Sayangnya rencana Anthony tidak berjalan mulus, karena justru Kate Sheffield menjadi kendala utama niatnya untuk menjalin hubungan dengan Edwina Sheffield.

Kate Sheffield – adalah kakak tiri Edwina, ketika ayahnya menikah kembali dengan Mary Sheffield sepeninggalan istrinya semasa Kate masih kanak-kanak. Mary Sheffield terbukti ibu tiri yang sangat baik dan menyayangi Kate layaknya putri kandungnya, bahkan kelahiran Edwina semakin mempererat hubungan antar mereka, terutama Kate yang menjadi sangat protektif terhadap adiknya tersayang. Kate sendiri cukup menarik, walau dirinya jauh dari kecantikan yang dimiliki oleh Edwina. Tanpa dibekali rasa iri hati atau kecemburuan membabi-buta, minat Kate dan Edwina yang berbeda, disertai selera pilihan pria yang sesuai dengan minat masing-masing, membuat Kate hampir selalu mewaspadai pria-pria kategori ‘playboy’ yang berusaha mendekati Edwina. Salah satu yang masuk dalam daftar hitam Kate adalah Anthony Bridgerton, yang memiliki reputasi ‘tidak layak’ bagi gadis manis dan polos seperti Edwina. Maka bisa dibayangkan betapa jengkelnya Kate saat mendapati Anthony bukan saja menarik tetapi juga tangguh dan cerdik dalam melakukan aneka pendekatan. Hal ini memaksa Kate untuk hampir selalu mendampingi adiknya atau sebisa mungkin menghindarkan pertemuan antar keduanya. Selain itu, Kate harus memastikan bahwa calon pasangan Edwina memiliki masa depan dan reputasi yang cemerlang, demi mengangkat status sosial maupun kondisi ekonomi keluarga mereka yang menurun sepeninggalan ayahnya. Anthony meskipun ahli waris gelar Viscount, namun ia bukanlah pria yang tepat bagi Edwina, sesuatu yang diketahui secara pasti oleh Kate. Namun bisakah ia menghindarkan Edwina dari sergapan Anthony yang kian gencar melakukan pendekatan serta hubungan antara keluarga mereka ?

Kisah kedua keluarga Bridgerton kali ini menampilkan Anthony Bridgerton – putra tertua yang menyimpan rahasia serta ketakutan dalam benaknya, menyangkut trauma masa lalu. Uniknya, karakter yang tak kalah menarik disini adalah sosok Kate Sheffield yang memiliki keberanian serta ketangguhan yang luar biasa sebagai seorang wanita. Anthony Bridgerton yang terbiasa memimpin dan memperoleh apapun yang berada dalam niat dan pikirannya, kini menemui lawan tangguh yang tak mudah menyerah bahkan cukup cerdik dan licik untuk memperdaya dirinay. Selain anggota keluarganya, tiada orang lain terutama seorang wanita yang bisa menjadi lawan tandingnya, maka bisa dibayangkan betapa menariknya karakter Kate Sheffield ini. Selain aneka adegan seru dan hampir senantiasa penuh keributan menyangkut hubungan keluarga Bridgerton dengan keluarga Sheffield (interaksi antar karakter penuh dengan dialog-dialong menggelitik), hal lain yang tak kalah menariknya, kemunculan karakter Lady Whisteldown – penulis lembar berita gossip yang menjadi trendsetter tersendiri bagi kehidupan kalangan bangsawan, berkembang ke arah yang menarik sekaligus mengundang rasa penasaran ... siapakah sebenarnya tokoh dibalik nama pena Lady Whistledown ini ? Bagaimana ia mampu mengetahui hal-hal yang terjadi hanya di dalam lingkup pergaulan tertentu kalangan atas, hal-hal yang termasuk rahasia dan skandal yang disembunyikan. Sembari berusaha menebak-nebak karakter misterius yang muncul semenjak awal kisah serial ini, mari kita simak kelanjutan nasib Anthony Bridgerton (^_^).

Tentang Penulis :
Julia Quinn adalah nama pena yang digunakan oleh Julia Pottinger (terlahir sebagai Julia Cotler pada tahun 1970), adalah penulis asal Amerika yang terkenal akan karya-karya di bidang historical romance. Beliau sengaja membuat nama pena agar karya-karya bila diletakkan berjajar sesuai urutan abjad, akan bersebelahan dengan karya penulis Amanda Quick yang ia sukai. Novel-novelnya telah diterjemahkan lebih dari 26 bahasa di dunia, dan ia menempati posisi New York Times Bestseller lebih dari 18 kali. Aneka penghargaan juga diterima, mulai dari RITA Award hingga Romance Writers of America Hall of Fame.

[ more about the author & related works, just check at here : Julia Quinn | on Goodreads | on Wikipedia | on FantasticFiction | at Facebook ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
54th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...